About Me
- -Queenzea Irma Zulfa Gultom-
- ::Cuma ada 3 hal yg pnting dlm hdup qu, yaitu: 1. Pastix yg prtama "Uang".. 2. "Uang" lagi.. 3. Dan apa pun yg trjadi tuh,, ya "Uang" Lah yg penting dlam hidup niihh.. "I WANT TO BE a MILLIONARE" Tp dibalik 3 hal penting dlm hdup qu tuh,, ada 1 hal yg sungguh jauuuuhhh lbih pnting dr sgala2x, yaitu: "Hnya ada 1 org yg bnr2 "SEMPURNA" bgt di "MATA HATI Qu" dan biar aq n Tuhan yg tau sapa laki2 yg aq kagumi itu..
"Maii Fanz Community"
"Maii Clock"
center
"Maii Calendar"
"Maii Shoutmix"
Followers
My Blog List
Archive
Your Flickr Widget Comes Here
"Semata - mata Hanya karna ALLAH Ta'ala"
“Assalamualaikum Wr. Wb.”
Mengutip dari sebuah kalimat seorang presenter di televisi di salah satu acara yang bersifat motivasi, mengatakan :
“Ada beberapa tipe-tipe orang sukses dilihat dari cara berpikir dan pandang meraka. Antara lain adalah mereka yang berpikir cerdas, kelompok dari golongan ini adalah mereka yang selalu memperhitungkan segala sesuatunya dengan matang untuk melakukan sesuatu hal untuk maju. Semua untung rugi sudah diperhitungkan, sehingga konsekuesi dan resiko pun sudah diketahui diawal. Ada lagi yang dikatakan golongan orang-orang yang berpikir berani, maksudnya adalah, mereka yang berpikir berani disini lebih condong untuk mempertaruhkan kelebihan yang dimiliki untuk mencapai suatu tujuan, (kalau tidak dicoba maka kita tidak tahu hasilnya seperti apa). Dan, disamping keduanya ada lagi mereka yang berpikir nekat, kalau yang ini, mereka adalah orang-orang yang selalu maju tanpa pandang siapa lawan siapa kawan, selagi masih ada celah maka disitulah jalan buat meraih tujuan. Adalagi golongan yang berjiwa gila, bukan berarti kata sesungguhnya, kurang lebih seperti mereka yang berjiwa nekat, yang tanpa modal dan keahlian, hanya saja ditambah ketidakjelasan apa yang mereka cari”.
Diantara keempat karakteristik yang saya sebutkan diatas, masih ada satu tipe orang yang lebih sukses, yaitu “Orang-orang yang Beruntung”. Definisi kata “UNTUNG”: adalah suatu hasil yang diperoleh dari apa yang dikerjakan, dengan modal yang tidak terlalu menonjol namun mendapatkan sedikitnya minimal satu atau lebih hasil dari selisih dengan yang dimiliki semula. Contoh hal kecil dari kata beruntung tersebut, ketika seseorang akan melamar pekerjaan di suatu perusahaan yang bisa dibilang bonafit dan selalu eksis di dalam maupun di luar negeri, hanya bermodalkan dengan ijazah SMU/SMK yang dimiliki, bersaing dengan ratusan bahkan ribuan peserta yang tidak hanya datang dengan bermodalkan ijazah SMU/SMK namun ada juga yang berstatuskan sarjana, namun dapat lulus sebagai salah satu kandidat di babak seleksi berikutnya dengan hasil yang tidak terlalu mengecewakan, berlanjut dan berlanjut. Kenapa bisa dibilang dia adalah orang yang “BERUNTUNG”? Penulis menjabarkan bahwa orang tersebut tidaklah mempunyai kelebihan yang menonjol, cerdas pun tidak, nilai kelulusan waktu masih di bangku sekolah pun pas-pasan. Sangat kecil kemungkinannya tersebut dapat terjadi, lagi-lagi faktor keberuntungan lah yang membuat orang tersebut dapat lolos hingga melewati fase-fase berikut nya. Kita pasti berkata dalam hati kecil kita sendiri “Ah, mana mungkin itu terjadi. Pasti ada hal-hal lain yang membuatnya berhasil??”. Suatu kalimat pendek yang tanpa kita sadari dapat membuat kita terjerumus di LEMBAH KEDENGKIAN.
Nama saya “IRMA ZULFA HYEGYO ADHERA GULTOM”, biasa dipanggil “IRMA”, apa yang telah saya kemukan di atas adalah murni pengalaman saya tentang sedikit arti kata “BERUNTUNG”. Tapi kadang saya berpikir sendiri “Benarkah saya telah beruntung???”. Sebuah tanda tanya besar yang selalu hinggap di benak saya. Ketidakpuasaan selalu menyelimuti di hati tatkala ketika saya melihat mereka yang kesuksesannya melebihi batas-batas saya. Mereka pastilah orang-orang yang beruntung. Di usia yang relatif muda, tapi sudah meraih kesuksesan yang bisa membuat seperti saya geleng-geleng kepala (koq bisa yach??).
Sejenak kembali tuk merenung, kata pak kyai di kampung bahwasanya, rejeki, jodoh, usia dan kematian sudah ada yang menentukan dan telah ditentukan. Dan itu adalah rahasia besar yang individu manusia pun tidak ada yang mengetahuinya (malaikat dan golongan jin pun tidak ada yang tahu, apalagi manusia). Adalah nonsense ketika sebuah iklan di televisi mengatakan dapat meramalkan masa depan, pekerjaan yang cocok, jodoh yang yang diinginkan, wah sebuah tipuan konyol untuk mereka yang tidak mengetahuinya yang dapat membuat manusia terpuruk dalam kesyirikan karena menginginkan jalan pintas untuk pemenuhan suatu hal yang dianggap tidak mungkin. Fenomena tersebut masih sering kita temui, termasuk kategori manakah mereka, apakah yang beruntung atau yang tidak beruntung?.
Keberuntungan sekali-kali tidaklah datang begitu saja, melainkan sudahlah ditentukan. Dan hanya dari “Allah SWT” lah datangnya, bukan dari manusia itu sendiri. Tersadar setelah sekian lama, bahwa kita manusia ini adalah makhluk yang lemah dan tiada daya dan upaya apabila dibanding dengan sedikit saja kebesaran “ILLAHI”. Sungguh termasuk orang-orang yang sombong dan merugi saja orang yang mengagung-agungkan keberuntungannya tanpa menyadari adanya campur tangan dari “Allah SWT”. Yang merasa bahwa kesuksesan yang dimiliki adalah hasil jerih payahnya. Sia-sia? Ya. Bukankah usaha tanpa doa tidak akan berhasil, begitu juga sebaliknya. Nah sama juga halnya apabila kesuksesan tanpa diikuti rasa bersyukur kita kepada “Yang Maha Pemilik Rejeki”.
Terpuruk dalam kenikmatan dunia yang bersifat sementara ini yang hingga akhirnya membuat penulis tersadar akan adanya kekuatan “Yang Maha Besar” yang menjalankan ini semua, maka penulis pun akan mengajak kepada seluruh umat, atau pun rekan-rekan, minimal adalah orang-orang terdekatnya untuk bersyukur atas apapun yang telah dialami. Dan tetap terus mencari dan mempelajari ilmu-ilmu agama yang telah disyariatkan sesuai dengan apa yang telah diajarkan oleh junjungan nabi besar “Muhammad Saw”.
Bukankah ilmu yang berguna, amal jariyah dan anak yang sholeh merupakan hal-hal yang yang akan menyelamatkan kita kelak setelah mati. Bukannya harta, kendaraan, rumah atau keluarga kita. Mereka hanyalah titipan dari “Allah SWT” yang kelak tiap-tiap itu kita akan diminta pertanggungjawabannya.
Insya Allah,, kedepannya kita semua menjadi orang-orang yang benar-benar beruntung dan diridhoi “Allah SWT”. Amin
“Wassalamu alaikum Warrohmatullahi Wabarokatuhu”
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Selasa, 16 Maret 2010
"Semata - mata Hanya karna ALLAH Ta'ala"
“Assalamualaikum Wr. Wb.”
Mengutip dari sebuah kalimat seorang presenter di televisi di salah satu acara yang bersifat motivasi, mengatakan :
“Ada beberapa tipe-tipe orang sukses dilihat dari cara berpikir dan pandang meraka. Antara lain adalah mereka yang berpikir cerdas, kelompok dari golongan ini adalah mereka yang selalu memperhitungkan segala sesuatunya dengan matang untuk melakukan sesuatu hal untuk maju. Semua untung rugi sudah diperhitungkan, sehingga konsekuesi dan resiko pun sudah diketahui diawal. Ada lagi yang dikatakan golongan orang-orang yang berpikir berani, maksudnya adalah, mereka yang berpikir berani disini lebih condong untuk mempertaruhkan kelebihan yang dimiliki untuk mencapai suatu tujuan, (kalau tidak dicoba maka kita tidak tahu hasilnya seperti apa). Dan, disamping keduanya ada lagi mereka yang berpikir nekat, kalau yang ini, mereka adalah orang-orang yang selalu maju tanpa pandang siapa lawan siapa kawan, selagi masih ada celah maka disitulah jalan buat meraih tujuan. Adalagi golongan yang berjiwa gila, bukan berarti kata sesungguhnya, kurang lebih seperti mereka yang berjiwa nekat, yang tanpa modal dan keahlian, hanya saja ditambah ketidakjelasan apa yang mereka cari”.
Diantara keempat karakteristik yang saya sebutkan diatas, masih ada satu tipe orang yang lebih sukses, yaitu “Orang-orang yang Beruntung”. Definisi kata “UNTUNG”: adalah suatu hasil yang diperoleh dari apa yang dikerjakan, dengan modal yang tidak terlalu menonjol namun mendapatkan sedikitnya minimal satu atau lebih hasil dari selisih dengan yang dimiliki semula. Contoh hal kecil dari kata beruntung tersebut, ketika seseorang akan melamar pekerjaan di suatu perusahaan yang bisa dibilang bonafit dan selalu eksis di dalam maupun di luar negeri, hanya bermodalkan dengan ijazah SMU/SMK yang dimiliki, bersaing dengan ratusan bahkan ribuan peserta yang tidak hanya datang dengan bermodalkan ijazah SMU/SMK namun ada juga yang berstatuskan sarjana, namun dapat lulus sebagai salah satu kandidat di babak seleksi berikutnya dengan hasil yang tidak terlalu mengecewakan, berlanjut dan berlanjut. Kenapa bisa dibilang dia adalah orang yang “BERUNTUNG”? Penulis menjabarkan bahwa orang tersebut tidaklah mempunyai kelebihan yang menonjol, cerdas pun tidak, nilai kelulusan waktu masih di bangku sekolah pun pas-pasan. Sangat kecil kemungkinannya tersebut dapat terjadi, lagi-lagi faktor keberuntungan lah yang membuat orang tersebut dapat lolos hingga melewati fase-fase berikut nya. Kita pasti berkata dalam hati kecil kita sendiri “Ah, mana mungkin itu terjadi. Pasti ada hal-hal lain yang membuatnya berhasil??”. Suatu kalimat pendek yang tanpa kita sadari dapat membuat kita terjerumus di LEMBAH KEDENGKIAN.
Nama saya “IRMA ZULFA HYEGYO ADHERA GULTOM”, biasa dipanggil “IRMA”, apa yang telah saya kemukan di atas adalah murni pengalaman saya tentang sedikit arti kata “BERUNTUNG”. Tapi kadang saya berpikir sendiri “Benarkah saya telah beruntung???”. Sebuah tanda tanya besar yang selalu hinggap di benak saya. Ketidakpuasaan selalu menyelimuti di hati tatkala ketika saya melihat mereka yang kesuksesannya melebihi batas-batas saya. Mereka pastilah orang-orang yang beruntung. Di usia yang relatif muda, tapi sudah meraih kesuksesan yang bisa membuat seperti saya geleng-geleng kepala (koq bisa yach??).
Sejenak kembali tuk merenung, kata pak kyai di kampung bahwasanya, rejeki, jodoh, usia dan kematian sudah ada yang menentukan dan telah ditentukan. Dan itu adalah rahasia besar yang individu manusia pun tidak ada yang mengetahuinya (malaikat dan golongan jin pun tidak ada yang tahu, apalagi manusia). Adalah nonsense ketika sebuah iklan di televisi mengatakan dapat meramalkan masa depan, pekerjaan yang cocok, jodoh yang yang diinginkan, wah sebuah tipuan konyol untuk mereka yang tidak mengetahuinya yang dapat membuat manusia terpuruk dalam kesyirikan karena menginginkan jalan pintas untuk pemenuhan suatu hal yang dianggap tidak mungkin. Fenomena tersebut masih sering kita temui, termasuk kategori manakah mereka, apakah yang beruntung atau yang tidak beruntung?.
Keberuntungan sekali-kali tidaklah datang begitu saja, melainkan sudahlah ditentukan. Dan hanya dari “Allah SWT” lah datangnya, bukan dari manusia itu sendiri. Tersadar setelah sekian lama, bahwa kita manusia ini adalah makhluk yang lemah dan tiada daya dan upaya apabila dibanding dengan sedikit saja kebesaran “ILLAHI”. Sungguh termasuk orang-orang yang sombong dan merugi saja orang yang mengagung-agungkan keberuntungannya tanpa menyadari adanya campur tangan dari “Allah SWT”. Yang merasa bahwa kesuksesan yang dimiliki adalah hasil jerih payahnya. Sia-sia? Ya. Bukankah usaha tanpa doa tidak akan berhasil, begitu juga sebaliknya. Nah sama juga halnya apabila kesuksesan tanpa diikuti rasa bersyukur kita kepada “Yang Maha Pemilik Rejeki”.
Terpuruk dalam kenikmatan dunia yang bersifat sementara ini yang hingga akhirnya membuat penulis tersadar akan adanya kekuatan “Yang Maha Besar” yang menjalankan ini semua, maka penulis pun akan mengajak kepada seluruh umat, atau pun rekan-rekan, minimal adalah orang-orang terdekatnya untuk bersyukur atas apapun yang telah dialami. Dan tetap terus mencari dan mempelajari ilmu-ilmu agama yang telah disyariatkan sesuai dengan apa yang telah diajarkan oleh junjungan nabi besar “Muhammad Saw”.
Bukankah ilmu yang berguna, amal jariyah dan anak yang sholeh merupakan hal-hal yang yang akan menyelamatkan kita kelak setelah mati. Bukannya harta, kendaraan, rumah atau keluarga kita. Mereka hanyalah titipan dari “Allah SWT” yang kelak tiap-tiap itu kita akan diminta pertanggungjawabannya.
Insya Allah,, kedepannya kita semua menjadi orang-orang yang benar-benar beruntung dan diridhoi “Allah SWT”. Amin
“Wassalamu alaikum Warrohmatullahi Wabarokatuhu”
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar